FOKUS BANJAR - Jakarta - Pemerintah dan para pelaku usaha dari
negara-negara di lingkar Samudera Hindia yang tergabung dalam Indian Ocean Rim Association (IORA) akan
bertemu pada IORA Summit yang diselenggarakan untuk pertama kalinya.
IORA Summit akan berlangsung pada 5-7 Maret 2017 di Jakarta Convention Center,
Jakarta. IORA memiliki peran yang sangat strategis sebagai forum pendorong stabilitas kawasan dan IORA
merupakan masa depan ekonomi di
dunia.
Demikian
ditegaskan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada konferensi pers hari
ini, Jumat (3/3) di Kantor Kementerian Perdagangan,
Jakarta. Turut hadir dalam konferensi pers tersebut Kepala BKPM Thomas Lembong, dan Ketua Umum KADIN
Rosan P. Roeslani.
"IORA adalah kekuatan geopolitik dan
geoekonomi yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Kawasan ini
adalah masa depan ekonomi dunia. Saat ini menjadi momentum yang tepat
mengingat pertumbuhan ekonomi beberapa negara anggota IORA terbilang tinggi.
Peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi IORA juga dapat semakin
mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan, serta menciptakan
lapangan kerja baru," ungkap Mendag Enggar.
Lebih lanjut,
Mendag menyampaikan perdagangan intra-regional IORA di tahun 2015 mencapai USD 777 miliar atau naik 300%
dibandingkan tahun 1994 yang sebesar USD 233 miliar. Selain itu, Samudera Hindia merupakan 70% jalur
perdagangan dunia, termasuk
jalur distribusi minyak dan gas. Bahkan lebih dari setengah kapal kontainer dan dua per tiga kapal tanker minyak dari seluruh dunia melewati kawasan ini.
Tidak hanya itu,
IORA mencakup kurang lebih 2,7 miliar penduduk (35% dunia). Namun, perannya baru 12% pangsa pasar dunia, 10%
PDB global, dan 13% tujuan penanaman modal asing (PMA). Sebesar 96% perdagangan intra-IORA
dikuasai enam negara, yaitu
Singapura, Malaysia, India, Indonesia, Australia, dan Afrika Selatan. Beberapa negara yang tengah
menjadi perhatian penting Pemerintah Indonesia dalam hal perdagangan adalah
Bangladesh, Kenya, Mozambik, Afrika Selatan, Uni Emirat Arab, dan Iran.
"Bagi Kemendag,
IORA sangat strategis dan sejalan dengan strategi diversifikasi pasar tujuan
ekspor, hal ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden pada pembukaan Rakernas
Perdagangan bulan lalu. Kemendag akan mengoptimalkan pertemuan ini untuk
melakukan ekspansi atau pendalaman terhadap pasar-pasar baru yang
potensial," tegas Mendag.
Mendag Enggar
menegaskan bahwa menjadi tuan rumah IORA
Summit untuk pertama kalinya menjadi suatu kebanggaan bagi Indonesia. "Pertemuan tingkat puncak ini adalah
inisiatif dalam kekektuaan Indonesia dalam IORA periode 2015-2017. Ini
membuktikan bahwa Indonesia menjalankan kepercayaan dari negara-negara di dunia
untuk menggelar ajang penting dan memberikan kontribusi bagi kerja sama ekonomi
negara-negara di kawasan ini," kata Mendag bangga.
Saat ini
Indonesia tengah menjalin kesepakatan perdagangan bebas dengan lima negara
anggota IORA (Malaysia, Singapura, Thailand, India dan Australia) dan satu
negara mitra wicara IORA (Jepang) dalam kerangka ASEAN dan ASEAN Plus.
"Melalui IORA, Indonesia dapat menjajaki
peningkatan cakupan jalinan kerja sama perdagangan bilateral dan multilateral
dengan beberapa negara kunci, seperti Uni Emirat Arab, Afrika Selatan,
Bangladesh dan Iran, serta Amerika Serikat dan Inggris," tutur Mendag.
Tidak hanya itu,
lanjut Mendag, Indonesia berpeluang membangun kemitraan lebih erat dengan
anggota IORA sebagai growing partners
dan pasar ekspor nontradisional berbekal daya saing Indonesia pada peringkat 41 dunia. Contohnya, potensi ekspor di pasar Afrika mencapai
USD 550
miliar pada 2016, namun realisasi ekspor Indonesia baru mencapai USD 4,2 miliar. Demikian
juga potensi ekspor ke pasar Timur Tengah yang mencapai USD 975 miliar, namun
baru terealisasi USD 5 miliar.
IORA merupakan
forum kerja sama antarnegara terbesar di Samudera Hindia yang berdiri
pada tahun 1997. IORA beranggotakan 21 negara yaitu Australia,
Afrika Selatan, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar,
Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Somalia, Sri Lanka,
Tanzania, Thailand, Uni Emirat Arab, dan Yaman; serta 7 negara mitra wicara
yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Tiongkok, dan Prancis.
Empat negara
anggota IORA (Afrika Selatan, Australia, India, dan Indonesia) serta 6 negara
mitra IORA (AS, RRT, Jerman, Inggris, Jepang dan Perancis) merupakan anggota
G20. "Hal ini membuktikan betapa
strategisnya peran IORA dalam perekonomian dunia," imbuh Mendag.
Penyelenggaraan IORA Summit 2017 merupakan salah satu gagasan dan prakarsa strategis Indonesia pada masa
keketuaan Indonesia pada IORA
periode 2015-2017. Selain itu, Indonesia juga menggagas pembentukan IORA Concord sebagai outcome strategis 20 tahun IORA.
Indonesia secara
resmi menjadi Ketua IORA untuk periode 2015–2017 pada the 15th IORA Council of Ministers Meeting di Padang.
Tema keketuaan Indonesia di IORA adalah “Strengthening
Maritime Cooperation for a Peaceful, Stable and Prosperous Indian Ocean”.
IORA Business Summit 2017
IORA Business Summit (IBS) merupakan
bagian dari rangkaian IORA Summit 2017.
IBS akan dilaksanakan pada 6 Maret 2017 di Jakarta Convention Center, Jakarta
dan akan dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo.
Beberapa Kepala Negara/Pemerintahan juga dijadwalkan menyampaikan paparan pada IBS. Lebih dari 300 CEO, pebisnis dan wakil Kamar Dagang dan
Industri negara anggota IORA akan berinteraksi dalam acara tersebut.
IBS mengangkat tema ‘IORA: Building Partnership for Sustainable and
Equitable Economic Growth’. Adapun topik utama yang akan dibahas dalam IBS
yaitu mendorong perdagangan dan investasi termasuk melalui UKM, pemberdayaan
perempuan dalam kegiatan usaha, antara lain melalui inovasi,
keterhubungan/konektivitas digital dan
akses keuangan, mendorong pariwisata dan konektivitas IORA melalui pembangunan infrastruktur.
IBS nantinya akan
menghasilkan Deklarasi Bersama Para Asosiasi Bisnis (KADIN) negara anggota IORA
bagi kemitraan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang adil dan berkelanjutan.
Hasil dari IBS akan menjadi acuan dan landasan strategis bagi IORA Summit untuk
dapat ditindaklanjuti oleh Pemerintah.
Salah satu usulan
konkret pengusaha yang disampaikan melalui IBS antara lain harapan pembentukan IORA Business Travel Card (IBTC) yang
mendukung mobilitas pengusaha dan memfasilitasi business-to-business links.
Sementara itu, Kemendag RI tengah bekerja sama dengan anggota IORA lainnya dalam
proses pembuatan situs informasi/database perdagangan IORA (Trade Repository). Kerja sama ini
diharapkan lebih memudahkan pelaku
usaha mengetahui/memahami regulasi, kebijakan, dan informasi lain terkait perdagangan di
masing-masing negara anggota IORA.
“IORA Business Summit merupakan langkah nyata
mewujudkan potensi kawasan yang selama ini belum tergarap optimal. Ada
pertemuan G-to-G yang membahas payung kerja sama
secara umum, ada forum B-to-B yang lebih konkret mewujudkan kerja sama yang saling menguntungkan.
Inilah yang akan menjadikan IORA masa depan ekonomi dunia,” ujar Enggar.
Sebagai bagian
dari promosi perdagangan, akan diselenggarakan pula Trade Exhibition dengan tema ‘Indonesia: Source of Natural and
Creative Product’ pada 5-7 Maret
2017 di pre-function Hall A, Jakarta
Convention Center. Ekshibisi
dibuka bagi peserta IORA Summit. Ekshibitor yang berpartisipasi, antara lain
Kementerian Perdagangan, BKPM, Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif,
BPDP, HIPKI, HIMKI, coffee corner
Indonesia (Tanamera, Common Ground, Kopiku Indonesia), Mustika Ratu, Tirta Ayu
Spa, Enviplast, BioFarma, Niramas Utama, Pulau Sambu, Djakarta Lloyd, Sinar
Mas, dan Sarinah.
* * * * * * * * * * * * * * *
Informasi lebih lanjut hubungi:
Luther Palimbong
Kepala Biro Humas
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
e-mail: pusathumas@kemendag.go.id
Deny Wachyudi Kurnia
Direktur Perundingan APEC dan
Organisasi Internasional
Ditjen Perundingan Perdagangan
Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3523459/021-3858195
e-mail : deny.kurnia@kemendag.go.id
0 comments:
Post a Comment