FOKUS BANJAR - Jakarta, 15 Maret 2017, Rapat Koordinasi dipimpin langsung
oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang didampingi oleh Menteri Koordinator PMK,
Puan Maharani, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, Ketua Satlak Prima
(Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas), Achmad Soetjipto, dan dihadiri oleh
perwakilan INASGOC, perwakilan KONI, KOI serta pejabat terkait di jajaran
Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Wakil Presiden, Jusuf Kalla mengatakan
penyelenggaraan Asian Games 2018 ini menjadi tantangan bagi Indonesia setelah
56 tahun yang lalu, “Penyelenggaraan Asian Games perlu cost efektif dan harus lebih sederhana agar banyak negara sanggup
menjadi penyelenggara. demikian pula dengan penyelenggaraan Olimpiade,” lebih
jauh, JK juga mengatakan jika perhelatan ini tidak menjadi perhatian, maka
banyak negara akan bangkrut. “Sejauh ini Indonesia telah mengeluarkan anggaran
sebesar 30 Triliun untuk Asian Games, Untuk infrastruktur 10 Triliun, Palembang
7 Triliun dan Jakarta kurang lebih 23 Triliun,” ungkapnya.
“Saya kesini untuk mengawal Asian
Games agar semua aman dan selamat, dan saya sendiri sudah mencoba menghubungi
beberapa sponsor untuk efisiensi anggaran kita,” ungkap JK lagi.
Untuk kesuksesan penyelenggaraan
dianggarkan sebesar kurang lebih 4 Triliun yang telah diefisenkan dari anggaran
yang diajukan sebelumnya, namun JK juga berharap efisiensi penyelenggaraan ini
jangan sampai mengurangi kemeriahan Asian Games di Indonesia.
“Hampir semua pelaksanaan Asian Games
menguntungkan bagi negara penyelenggaranya, oleh karena itu dalam Asian Games
di Indonesia nanti hitungannya harus jelas untuk keuntungan finansial kita,”
harap JK seraya menambahkan bahwa untuk mencapai tujuan ini Indonesia harus
berbicara kepada para sponsor baik dalam maupun luar negeri dalam optimalisasi
sponsor dalam pembiayaan penyelenggaraan Asian Games karena posisi Indonesia
saat ini adalah menggantikan Vietnam yang sebelumnya ditunjuk sebagai tuan
rumah Asian Games.
Dengan tingkat partisipasi mencapai 45
negara dan mempertandingkan 484 nomor dari 42 cabang olahraga, sebagai tuan
rumah Asian Games 2018, Indonesia ditargetkan mampu menembus urutan 8-10 besar
dengan capaian minimal 23 medali emas.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani dalam pengantar rapat ini menyampaikan
apresiasi tentang upaya percepatan soal Asian Games yang dilakukan oleh Wapres
Jusuf Kalla.
“Pak JK terus bergerak cepat memeriksa
koordinasi penyeenggaraan Asian Games dengan baik. Paling tidak sudah 3 kali
Pak JK melakukan pertemuan dan sidak mendadak pasca dimintanya beliau oleh
Presiden mengawal AG,” kata Puan.
Senada dengan itu, Menpora, Imam
Nahrawi juga menyampaikan apresiasi atas upaya cepat yang dilakukan oleh Wapres
Jusuf Kalla, terkait Asian Games, “Saya sangat apresiasi dukungan dan kehadiran
Pak JK di Kemenpora. Ini pertama kalinya dalam sejarah untuk memantau kesiapan
kita bersama untuk penyelenggaraan dan persiapan Asian Games,” ujar Menpora.
Lebih lanjut untuk pencapaian prestasi
atlet Indonesia, Menpora juga menekankan pentingnya keberadaan wasit dan
pelatih bersertifikasi, “Sertifikasi bagi wasit dan pelatih juga penting untuk
pencapaian prestasi, demikian pula halnya dengan pendidikan atlet yang perlu
menjadi perhatian karena banyak atlet yang belum bisa menyelesaikan jadwal
sekolah atau kuliahnya, Saya akan berkoordinasi terus dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan juga Kemenristek Dikti, dan telah disetujui oleh
Pak Wapres,” jelas Menpora lagi.
Imam juga mengatakan khusus untuk
program sertifikasi wasit dan pelatih, Kemenpora sudah menyiapkan secara khusus
anggaran untuk itu di tahun 2017.
“Kami juga ingin menjajaki peluang
untuk beasiswa bagi atlet melalui program LPDP untuk meningkatkan kualitas, kompetensi
dan pendidikan atlet,” jelasnya lagi.
Sebagai persiapan mencapai target
tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi memandu pemaparan yang
disampaikan oleh Ketua SATLAK PRIMA, Achmad Soetjipto yang menjelaskan sejumlah
persiapan yang dilakukan terkait dengan cabang-cabang olahraga yang diikuti
oleh Indonesia.
Untuk sukses prestasi Asian Games 2018
secara garis besar dipaparkan melalui sejumlah langkah strategis yang dilakukan
oleh SATLAK PRIMA
“Mulai Agustus paling lambat sudah
harus dioptimalkan menuju satu tahun jelang Asian Games,” papar Achmad
Soetjipto, ketua SATLAK PRIMA.
Satlak PRIMA juga menyampaikan
perlunya melakukan efisiensi terhadap beberapa cabang olahraga dan juga
perhatian yang tinggi terhadap persoalan doping
agar prinsip fair play tetap bisa dijunjung tinggi dalam Asian Games nanti.
Indonesia menurutnya berupaya meraih 30 medali emas untuk bisa masuk dalam
peringkat 10 besar.
Dipaparkan pula proyeksi meraih medali
bagi Indonesia dibagi atas 3 kategori dari sisi performance tinggi, menengah
dan kurang, dimana terdapat pada 16 cabang olahraga diantaranya, atletik,
panahan, badminton, angkat besi, karate, dayung, menembak, sport climbing,
selancar, taekwondo, dan voli pantai.
Selain itu optimalisasi sistem
monitoring atlet juga telah dilakukan melalui pemanfaataan sistem informasi
teknologi. Mulai tahun 2017 telah dimulai penggunaan aplikasi Integrated
Athlete Monitoring System (IAM PRIMA) yang tujuannya memantau performa atlet
dari waktu ke waktu dan menjamin kesimbangan antara tuntutan kepelatihan dengan
kebutuhan pemulihan kondisi atlet, evaluasi, proses pencapaian goal dan
intervensi untuk pencegahan over training yang mengakibatkan resiko cidera.
Selain tentang manajemen pembinaan
prestasi Asian Games 2018, dalam rapat ini Menpora juga menyinggung tentang rencana
penataan kawasan PPPON Cibubur menjadi kawasan SPORT INDONESIA untuk
meningkatkan prestasi atlet nasional dalam mencapai prestasi internasional.
Sesuai dengan tujuannya, Sentra Pembinaan Olahraga Terpadu Indonesia (SPORT
INDONESIA) akan mengintegrasikan Sport Science, dan Sport Medicine menjadi
sebuah pusat pengembangan olahraga yang
direncanakan akan mulai berjalan pada akhir 2017 mendatang.
Kontak Media
Kepala
Biro Humas dan Hukum Kemenpora RI
Amar
Ahmad
Tel
+62 21 5727422 / 08152528098
0 comments:
Post a Comment